Tendangan dalam tae kwon do dikenal dengan istilah Chagi. Tendangan diawali dengan gerakan mengangkat dan melipat lutut ke arah atas. Teknik ini dikenal dengan istilah Knee-Up (Knee=Lutut, Up=Atas/naik). Gerakan awal ini sangat berguna untuk menentukan arah sasaran tendangan yang ingin dicapai. Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan lawan (Blocking). Sebagai contoh, berikut ini adalah proses melakukan tendangan ke arah depan (ap chagi).
Proses Tendangan Ap Chagi |
Gerakan tendangan dalam tae kwon do menggunakan area di bawah mata kaki untuk melakukan serangan, antara lain; Punggung kaki, Pisau Kaki, Telapak Kaki, dan Tumit. Tendangan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu Tendangan ke arah depan (Ap Chagi), seperti gambar di atas, dan Tendangan ke arah belakang (Dwit Chagi). Perbedaan kedua jenis tendangan ini terletak pada arah sasaran dan posisi tubuh ketika melakukan tendangan. Contoh tendangan ke arah belakang (dwit chagi) ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:
Tendangan Belakang (Dwit Chagi) |
Berdasarkan pada arah sasarannya, tendangan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Tendangan ke arah bawah
2. Tendangan ke arah tengah
3. Tendangan ke arah atas
Khusus dalam pertandingan pertarungan (Kyoruki), Tendangan ke arah bawah tidak diperkenankan karena termasuk dalam kriteria mencederai lawan sehingga akan mendapatkan peringatan bahkan penalty. Tendangan ke arah atas akan menghasilkan poin penilaian yang lebih tinggi daripada tendangan ke arah tengah karena arah sasaran atas lebih susah dicapai dan lebih fatal jika terkena serangan.
Tendangan dalam tae kwon do sangat beragam dan membutuhkan teknik yang cukup tinggi untuk melakukannya. Selain itu, tendangan harus dilakukan dengan kecepatan dan kekuatan yang cukup untuk bisa menghasilkan serangan yang efektif. Faktor-faktor inilah yang menjadikan tae kwon do terkenal dengan ciri khas tendangan yang cepat, lincah, dan kuat.
Baca juga: