Gerakan Sabetan dalam Tae Kwon Do

  Sabetan dalam tae kwon do dikenal dengan istilah Chigi. Teknik Sabetan belum diberikan untuk penyandang sabuk putih tae kwon do. Teknik ini baru diberikan pada sabuk kuning (Geup IX) yaitu sabetan ke arah leher lawan. Sabetan dilakukan dengan mengayunkan tangan atau lengan atau siku ke arah sasaran yang dituju. Sebagian besar sabetan dilakukan ke bagian tubuh lawan yang lemah seperti area leher dan wajah, khususnya pada area hidung, pelipis mata, dan rahang atau dagu. Contoh gerakan sabetan ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Sabetan dalam Tae Kwon Do - Sonnal Mok Chigi

  Dalam melakukan sabetan dibutuhkan kecepatan dan ketepatan pada sasaran. Jika dilakukan secara tepat pada titik-titik vital manusia, sabetan dapat secara singkat melumpuhkan lawan tanpa menciptakan bekas luka atau lebam yang terlihat. Sebagai contoh, sabetan pada area leher. Pada area ini terdapat banyak urat syaraf dan tulang belakang yang terhubung langsung dengan otak. Jika sabetan yang dilakukan tepat mengenai syaraf yang mengatur keseimbangan tubuh manusia tentu saja lawan yang mendapatkan serangan akan langsung ambruk walau tidak ada tulang yang terluka, retak atau patah. Kehilangan keseimbangan tubuh dapat memicu kehilangan kesadaran, bahkan jika dilakukan secara bertubi-tubi bisa mengakibatkan dampak yang lebih fatal. Oleh karena itu, serangan ke area berbahaya harus sangat hati-hati dilakukan. Walaupun seorang tae kwon do-in memiliki kemampuan untuk melakukan serangan berbahaya ini, namun hendaknya serangan yang fatal hanya dilakukan untuk membela diri dalam keadaan terdesak.

  Teknik Sabetan dapat dikombinasikan dengan gerakan lain seperti tangkisan dan gerakan puntiran (Menangkap dan memutar). Sabetan bisa dilakukan bersama dengan gerakan menangkis serangan lawan. Sabetan juga bisa disusul dengan gerakan melumpuhkan lawan, misalnya sabetan ke arah leher yang diikuti dengan menangkap dan memutar tengkuk lawan. Hal ini dilakukan untuk melumpuhkan lawan secara singkat.

  Teknik sabetan sering digunakan dalam jurus tae kwon do (Poomsae) namun tidak digunakan dalam kompetisi pertarungan (Kyoruki). Pertandingan Jurus tae kwon do dilakukan dengan mempertunjukkan keindahan dan kekuatan jurus tanpa dikenakan pada lawan, sedangkan Kompetisi pertarungan dilakukan dengan mempertemukan 2 atlet. Dari sini terlihat bahwa teknik sabetan merupakan teknik serangan spesial yang dapat berakibat fatal jika digunakan secara sembarangan. Oleh karena itu, dalam kompetisi pertarungan teknik sabetan tidak digunakan karena bisa mengakibatkan cedera serius bagi lawan bertanding.



Baca juga :

No comments:

Post a Comment